Umrah adalah ziarah Islam dan, singkatnya, tindakan menyembah Allah (SWT). Ini didasarkan pada ajaran Nabi Suci (SAW) dan Sunnahnya. Ziarah adalah kunjungan ke Rumah Allah (SWT) dan dapat dilakukan setiap saat sepanjang tahun. Ini dikenal sebagai ‘ziarah ringan’ dibandingkan dengan ‘ziarah yang lebih besar’ dari haji. Namun, itu memegang nilai dan kebajikan besar di mata Allah (SWT).
Umrah terdiri dari empat pilar dasar:
Ihram
Ihram pada dasarnya membuat ‘niat’ formal untuk melakukan umrah. Untuk memasuki lipatan ihram, individu tersebut harus berganti pakaian dan mandi dengan benar (ghusl) yang menunjukkan tindakan mencuci semua kotoran.
Pria berganti menjadi dua kain, Ridaa dan Izaar, sedangkan wanita bisa mengenakan segala bentuk pakaian yang menutupi tubuh dan kepala. Wanita yang sedang menstruasi atau mengalami pendarahan pascanatal juga disarankan untuk melakukan ghusl.
Setelah pembersihan, individu harus melakukan shalat wajib atau menawarkan dua rakaat shalat Sunnah. Setelah itu selesai, individu harus menghadap ke arah kiblat dan secara resmi memasuki Ihram – individu harus memasuki Ihram sebelum dia pergi ke Meeqat di Mekah. Parfum atau produk wangi dilarang keras saat seseorang berada di Ihramnya.
Tawaaf (di sekitar Rumah Allah SWT)
Peziarah dapat menyentuh Batu Hitam (Haji e Aswad) dan memulai Tawaaf. Idealnya, peziarah harus menyentuhnya dengan tangan kanannya lalu menciumnya. Namun, jika ia tidak dapat menciumnya secara langsung, ia dapat menyentuhnya dengan tangannya lalu menciumnya.
Ada kebajikan besar dalam menyentuh Batu Hitam. Jika dia bahkan tidak bisa menyentuh batu dengan tangannya, peziarah harus menghadap tangannya ke arah batu dan mengatakan “Allahu Akbar”. Kemudian peziarah memulai Tawaaf berkeliling Ka’bah, dengan Ka’bah berada di sebelah kiri mereka. Orang harus berhati-hati untuk tidak menyentuh kain Ka’bah selama Tawaaf karena wangi dan menyentuhnya mungkin menaburkan sebagian parfum ke Anda membuat keadaan Ihram batal.
Apa Saja Panduan Langkah demi Langkah untuk Melakukan Umrah?
Pria harus menjaga bahu kanannya terbuka selama Tawaaf, yang dikenal sebagai Idtibaa. Ini dilakukan dengan menempatkan Ridaa di bawah ketiak kanan dan mengambilnya di bahu kiri. Selain itu, para pria harus berlatih ‘raml’ di tiga putaran pertama Tawaaf, yang pada dasarnya berjalan cepat sambil mengambil langkah-langkah kecil. Selama sisa putaran, mereka dapat berjalan di tempat normal mereka.
Saa’i antara Safa dan Marwah
Peziarah kemudian harus menuju ke tempat Saa’i (Masaa) dan ketika dia mendekati bukit Safa, berikut ini harus dibacakan: Peziarah kemudian harus naik di bukit Safa ke titik dari mana Ka’bah terlihat. Dia harus menghadap Ka’bah, angkat tangan dan memohon kepada Allah (SWT). Peziarah bebas untuk membuat doa apa pun yang diinginkannya. Menurut sebuah hadits, Nabi saw. Mengucapkan doa berikut sebagai pujian:
Peziarah harus mengulangi ini 3 kali; melakukan zikir, berdoa, melakukan zikir, berdoa (dan sebagainya). Maka peziarah harus turun ke Marwah dan orang-orang harus berlari di antara lampu hijau. Jaraknya ditandai oleh dua penanda hijau para lelaki harus berlari sampai penanda kedua dan kemudian berjalan normal ke bukit Marwah dan memanjat. Di sana, peziarah harus menghadapi kiblat dan membaca apa yang dia katakan di Safa.
Setelah itu, peziarah harus turun lagi dan menuju Safa. Setelah mencapai Safa, peziarah harus mengulang apa yang dia lakukan pertama kali dan mengulangi yang sama ketika dia kembali ke Marwah untuk tujuh sirkuit (Satu sirkuit dari Safa ke Marwah).
Mencukur kepala/Memotong Rambut
Terakhir, setelah menyelesaikan tujuh sirkuit, peziarah diminta untuk memotong rambutnya. Para pria diminta untuk mencukur rambut mereka atau memotong rambut mereka secara merata. Para wanita diwajibkan memotong rambut mereka sama dengan panjang ujung jari. Dengan tindakan terakhir ini, jemaah haji secara resmi menyelesaikan umrahnya.
Semoga artikel ini terbukti bermanfaat bagi mereka yang berencana melaksanakan Umroh Indramayu segera. Semoga Allah (SWT) menerima duas dan perbuatan baik Anda.